padrirestaurant.net – Seorang pedagang bubur di Karawang, yang dikenal dengan inisial AAR, menjadi sorotan setelah dikabarkan terlibat dalam kegiatan terorisme. Kejadian ini terungkap saat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menggerebek kediamannya di Kampung Kamojing Barat, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada hari Sabtu, 15 Juni.
Menurut laporan dari Asep Bahrum, warga Desa Kamojing dan pelanggan AAR, pedagang bubur sering terlihat berbicara sendiri dan selalu menggunakan headset saat berjualan. “Orangnya sering ngomong sendiri dan tidak pernah melepas headset,” kata Asep saat berbicara dengan media pada Sabtu (15/6).
Asep juga menyebutkan bahwa AAR masih aktif berjualan hingga sehari sebelum penggerebekan. “Dia berjualan seperti biasa, mulai dari pagi hingga malam,” tambah Asep, yang tidak menyadari adanya penggerebekan hingga keesokan harinya.
Ketua RW setempat, Rawan, mengungkapkan kesulitan dalam mendapatkan informasi tentang identitas AAR. “Dia tidak pernah memberikan fotokopi KTP atau KK, dan bahkan namanya pun tidak diketahui,” ujar Rawan kepada CNNIndonesia TV.
Ida, warga yang sama, juga menyatakan bahwa AAR tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga sejak dia mulai mengontrak rumah satu bulan yang lalu. “Dia tidak pernah bersosialisasi, saya hanya melihatnya saat dia berangkat kerja,” kata Ida.
Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko dari Karo Penmas Polri menyatakan bahwa AAR adalah residivis yang pernah ditangkap pada tahun 2011 dan 2018 terkait dengan kasus terorisme. “AAR yang terafiliasi dengan kelompok pendukung ISIS di Indonesia kembali ditangkap karena merencanakan aksi teror menggunakan bahan peledak,” ungkap Trunoyudo.
Penyidik Densus 88 juga menemukan beberapa komponen elektronik dan bahan peledak di kediaman AAR yang diduga akan digunakan untuk melancarkan aksi terornya. Namun, lokasi spesifik dari aksi teror yang direncanakan oleh AAR belum diketahui pasti.