PADRIRESTAURANT – Menteri Kesehatan (Menkes) akan bertemu langsung dengan Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) besok (25/7) untuk membahas solusi konkret permasalahan di RS Hasan Sadikin (RSHS). Pertemuan ini menjadi langkah krusial pasca temuan puluhan kasus malpraktik dan keluhan pasien dalam 3 bulan terakhir.
Latar Belakang Krisis di RSHS
Sebagai rumah sakit rujukan utama Jabar, RSHS menghadapi 3 tantangan besar:
- Kekurangan 120 tenaga perawat spesialis di IGD.
- Antrean pasien rawat jalan mencapai 400 orang/hari.
- Keterlambatan distribusi obat kronis sejak Januari 2024.
Bahkan, laporan BPK menunjukkan tingkat kepuasan pasien turun dari 85% (2023) menjadi 62% (2024).
Agenda Utama Pertemuan
Pertama, Menkes akan mengusulkan alokasi dana darurat Rp200 miliar untuk rekrutmen perawat dan beli alat medis. Kedua, Unpad akan mempercepat program magang mahasiswa kedokteran di RSHS. “Kami siapkan 500 mahasiswa untuk bantu penanganan pasien,” tegas Rektor Unpad, Prof. Rina Indiastuti.
Langkah Konkret yang Disepakati
- Pembangunan gedung IGD baru seluas 2.000 m² mulai Agustus 2024.
- Kerja sama dengan Apotek Kimia Farma untuk distribusi obat via drone.
- Pelatihan digitalisasi rekam medis bagi 1.000 staf RSHS.
Dampak bagi Masyarakat
Dengan program ini, pasien bisa menghemat waktu antre dari 5 jam menjadi 2 jam. Bahkan, akses obat esensial akan tersedia 24 jam via aplikasi RSHS Care.
Respons dari RSHS
Direktur RSHS, dr. Agus Mardiwiyanto, mengapresiasi inisiatif ini. “Kami siap implementasi sistem baru. Target kami, RSHS masuk 10 besar rumah sakit terbaik Asia 2025,” ujarnya.
Kesimpulan
Melalui kolaborasi ini, Menkes dan Unpad bertekad menjadikan RSHS sebagai model transformasi layanan kesehatan. Masyarakat bisa pantau perkembangan via dashboard real-time di website Kemenkes.