PADRIRESTAURANT – Di tengah kenaikan harga properti yang terus terjadi di berbagai belahan dunia, sebuah desa kecil di Inggris menjadi sorotan karena menawarkan sewa rumah dengan harga yang hampir tak terbayangkan: hanya Rp 15.000 per tahun. Yang lebih mengejutkan, harga sewa ini tidak pernah naik selama lebih dari lima abad.
Sejarah Panjang di Balik Harga Sewa
Desa tersebut, yang terletak di wilayah Cumbria, Inggris, dikenal dengan nama “The Cottage”. Sejarah unik ini bermula dari sebuah perjanjian sewa yang dibuat pada abad ke-16, di mana pemilik tanah saat itu menyewakan rumah-rumah kecil kepada penduduk lokal dengan harga yang sangat murah, sebagai bentuk amal dan dukungan kepada komunitas.
Tradisi yang Dipertahankan
Hingga kini, keturunan dari pemilik tanah asli tetap mempertahankan tradisi ini. Meskipun inflasi dan perubahan ekonomi telah mengubah lanskap keuangan global, keluarga pemilik tanah memilih untuk tidak mengubah harga sewa, sebagai penghormatan terhadap warisan leluhur mereka dan komitmen untuk menjaga komunitas tetap utuh.
Daya Tarik Wisata dan Budaya
Kisah unik ini telah menarik perhatian wisatawan dan sejarawan dari berbagai belahan dunia. Banyak yang datang untuk melihat langsung rumah-rumah yang disewakan dengan harga simbolis ini. Selain itu, desa ini juga menjadi contoh bagaimana tradisi dapat bertahan di tengah modernisasi dan menjadi bagian penting dari identitas budaya lokal.
Tantangan Modern
Meski demikian, mempertahankan harga sewa yang sangat rendah ini bukan tanpa tantangan. Dengan meningkatnya biaya pemeliharaan dan kebutuhan perbaikan infrastruktur, keluarga pemilik tanah harus mencari cara kreatif untuk memastikan keberlanjutan properti tanpa menaikkan harga sewa. Salah satu solusinya adalah dengan mengadakan acara-acara komunitas untuk menggalang dana.
Kesimpulan
Sewa rumah dengan harga Rp 15.000 per tahun di desa Cumbria adalah contoh luar biasa dari tradisi yang bertahan melampaui waktu. Ini adalah pengingat bahwa nilai-nilai seperti kebersamaan dan dukungan komunitas dapat lebih penting daripada keuntungan finansial. Tradisi ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi penduduk lokal, tetapi juga menjaga sejarah dan budaya yang kaya tetap hidup.