padrirestaurant.net – Donald Trump memerintahkan serangan udara terhadap fasilitas militer Iran pada akhir pekan lalu. Langkah ini langsung memicu perpecahan di kalangan pendukung setianya, terutama dalam gerakan “Make America Great Again” (MAGA). Beberapa tokoh MAGA mendukung langkah itu sebagai bentuk kekuatan Amerika, sementara lainnya menilai tindakan tersebut bertentangan dengan prinsip non-intervensi yang selama ini mereka anut.
Pendukung Garis Keras Dukung Aksi Militer
Tokoh-tokoh MAGA yang menganut pandangan garis keras langsung menyuarakan dukungan. Mereka menyebut serangan itu sebagai respons tegas terhadap ancaman Iran terhadap kepentingan nasional Amerika. Mereka mengklaim bahwa Trump menunjukkan ketegasan dan keberanian untuk melindungi rakyat Amerika dan sekutunya. Media konservatif pro-Trump, seperti Newsmax dan Breitbart, memuat opini yang memuji serangan tersebut sebagai bentuk “pemulihan kekuatan Amerika di Timur Tengah.”
Kelompok Non-Intervensi Mengkritik Keras
Sebaliknya, kelompok MAGA yang menolak intervensi asing mengecam keputusan tersebut. Mereka menuduh Trump mengingkari janji kampanyenya untuk mengakhiri perang yang tak ada habisnya di luar negeri. Mantan penasihat keamanan nasional Michael Flynn bahkan menyebut langkah itu sebagai “pengkhianatan terhadap semangat nasionalisme Amerika.” Kelompok ini juga khawatir serangan itu akan memicu perang baru yang tidak menguntungkan Amerika secara ekonomi dan moral.
Media Sosial Jadi Medan Pertempuran Pendapat
Perpecahan ini terlihat jelas di media sosial. Akun-akun pendukung Trump saling serang dan mempertanyakan loyalitas satu sama lain. Sebagian netizen menyebut para penentang serangan sebagai “pengkhianat,” sementara lainnya menuduh pendukung serangan sebagai “penjilat perang.” Hashtag seperti #TrumpWar dan #AmericaFirst mulai ramai di Twitter dan memicu perdebatan tajam antar sesama pendukung MAGA.
Tokoh Politik Republik Mulai Ambil Sisi
Beberapa senator dan anggota DPR dari Partai Republik turut bersuara. Senator Lindsey Graham menyambut baik keputusan Trump dan menyebutnya sebagai langkah strategis. Namun, Senator Rand Paul menyuarakan penolakan. Ia menegaskan bahwa Kongres tidak pernah memberikan otorisasi kepada presiden untuk menyerang Iran. Perbedaan sikap ini menunjukkan bahwa retakan di tubuh Partai Republik kini mulai terlihat secara terbuka.
Pemilu 2024 Terancam oleh Perpecahan Ini
Para analis politik memperingatkan bahwa perpecahan dalam gerakan MAGA bonus new member bisa melemahkan posisi Trump menjelang pemilihan presiden 2024. Basis pendukungnya yang selama ini solid kini mulai menunjukkan tanda-tanda kegelisahan. Jika Trump tidak segera mengonsolidasikan dukungan, ia berpotensi kehilangan suara penting di negara-negara bagian penentu.