padrirestaurant.net – Evan Ramani, seorang pelancong dari Amerika Serikat, telah mengungkapkan kekaguman mendalamnya terhadap sistem transportasi publik di Indonesia, khususnya KRL Jakarta. Dalam video yang diunggah pada kanal YouTube miliknya dengan judul “I CAN’T Believe Jakarta, Indonesia’s Infrastructure (USA Jealous)”, Evan membandingkan secara detail pengalaman transportasi umumnya di Jakarta dengan pengalamannya di kota New York.
Refleksi atas Kebersihan Stasiun Jakarta
Evan sangat terkesan dengan tingkat kebersihan stasiun KRL di Jakarta, yang ia anggap jauh melampaui kondisi stasiun di New York, yang pernah ia tinggali selama beberapa bulan. Menurut pengamatannya, tidak hanya lantai stasiun yang terawat bersih dari sampah, tetapi juga tidak terdapat tikus yang sering ia lihat di stasiun New York.
Perbandingan dengan Pengalaman di AS
Mengenai transportasi publik lainnya, Evan menyampaikan bahwa transportasi umum di Jakarta terasa lebih aman dan nyaman dibandingkan dengan pengalamannya di Chicago. Dia juga mengapresiasi perilaku sopan penumpang Jakarta, seperti saat ia menyaksikan seorang pria yang memberikan tempat duduknya kepada seorang wanita, yang ia anggap sebagai refleksi dari nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi di Indonesia.
Kritik terhadap Kebijakan Infrastruktur AS
Dari perspektifnya sebagai warga negara AS, Evan mengkritik pemerintah AS karena tidak cukup berinvestasi dalam infrastruktur transportasi. Kekaguman yang ia rasakan terhadap Jakarta dijadikannya sebagai titik perbandingan untuk menyoroti apa yang ia anggap sebagai kekurangan serius dalam pengembangan infrastruktur di negaranya sendiri.
Reaksi dan Diskusi Publik Terhadap Video
Video yang dibagikan oleh Evan telah memicu diskusi di kalangan warga Jakarta dan penonton internasional, dengan banyak orang mengambil catatan dari observasi dan skor tinggi yang diberikan Evan untuk transportasi Jakarta.
Evan Ramani, melalui pengalaman dan dokumentasi videonya, telah memberikan sorotan yang positif terhadap kemajuan infrastruktur transportasi publik Jakarta. Pengalamannya memberi perspektif baru tentang bagaimana sistem transportasi publik bisa dioperasikan dan dipelihara, serta membuka dialog mengenai pentingnya investasi infrastruktur dalam skala global.