PADRIRESTAURANT – Aksi demo yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Bina Bangsa Majene berujung ricuh. Aksi ini dilatarbelakangi oleh protes terhadap diskorsing yang diterima oleh salah satu kader HMI di kampus tersebut. Para demonstran yang tergabung dalam HMI menyampaikan tuntutan mereka terkait diskorsing yang diterima oleh salah satu kader mereka. Namun, situasi berubah menjadi ricuh ketika terjadi bentrokan antara demonstran dan pihak keamanan kampus.
Penyebab Diskorsing
Diskorsing yang diterima oleh kader HMI ini diduga karena aktivitas politik yang dilakukannya di dalam kampus. Pihak kampus menganggap bahwa aktivitas tersebut mengganggu proses belajar mengajar dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi mahasiswa lainnya. Sementara itu, HMI menilai bahwa diskorsing tersebut tidak adil dan merupakan bentuk pembungkaman terhadap aktivis mahasiswa.
Tuntutan HMI
Dalam aksi demo tersebut, HMI menuntut pihak kampus untuk mencabut keputusan diskorsing terhadap kader mereka. Mereka juga menuntut adanya jaminan kebebasan berpendapat dan beraktivitas politik di dalam kampus. Selain itu, HMI juga meminta agar pihak kampus membuka dialog dengan mahasiswa untuk menyelesaikan masalah ini secara damai dan adil.
Respon Kampus
Pihak kampus, melalui juru bicara, menyatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan tuntutan yang disampaikan oleh HMI. Namun, mereka juga menegaskan bahwa keputusan diskorsing tersebut diambil setelah melalui proses yang panjang dan pertimbangan yang matang. Pihak kampus berjanji akan melakukan evaluasi ulang terhadap keputusan tersebut dan berdialog dengan perwakilan mahasiswa.
Dampak Ricuh
Ricuh yang terjadi selama aksi demo ini menyebabkan beberapa orang mengalami luka-luka dan kerusakan pada fasilitas kampus. Pihak kepolisian yang datang ke lokasi berhasil mengamankan situasi dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Saat ini, situasi di kampus telah kembali kondusif, namun ketegangan antara mahasiswa dan pihak kampus masih terasa.
Kesimpulan
Aksi demo yang berujung ricuh ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dan dialog antara mahasiswa dan pihak kampus. Kebebasan berpendapat dan beraktivitas politik di dalam kampus harus dijamin, namun juga harus dilakukan dengan cara yang tidak mengganggu proses belajar mengajar. Semoga pihak kampus dan mahasiswa dapat segera menyelesaikan masalah ini dengan baik dan mencapai solusi yang adil bagi semua pihak.