PADRIRESTAURANT – Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, meyakini bahwa kebijakan Presiden Prabowo Subianto akan menyelamatkan karyawan Sritex dari pemutusan hubungan kerja (PHK). Saat ini, pemerintah sedang menyiapkan strategi untuk memastikan bahwa tidak ada PHK bagi karyawan Sritex dan pabrik dapat terus beroperasi.
“Komitmen Presiden Prabowo jelas bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan, no one is left behind. Kebijakan strategis sedang disiapkan agar tidak ada PHK bagi karyawan Sritex dan pabrikan bisa tetap beroperasi,” kata Eddy dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26 Desember 2024).
Modernisasi Teknologi dan Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja
Dalam upaya penyelamatan Sritex, Eddy mengusulkan modernisasi teknologi sebagai bagian dari langkah penyelamatan. “Mesin-mesin produksi membutuhkan penyegaran lebih update dengan teknologi terbaru yang efektif, efisien, dan berkualitas. Hal ini perlu dilakukan agar daya saing produk Sritex juga semakin kompetitif,” ungkapnya.
Selain teknologi, Eddy juga mendorong dilakukannya reskilling dan upskilling terhadap tenaga kerja di Sritex. “Modernisasi teknologi juga diimbangi dengan peningkatan keterampilan tenaga kerja untuk produk-produk yang lebih berkualitas. Semua ini dilakukan agar solusi menghadapi masalah Sritex ini berkelanjutan dan komprehensif,” jelasnya.
Proteksi Produksi Tekstil Dalam Negeri
Eddy juga meminta kementerian terkait untuk terus melindungi produksi tekstil dalam negeri sebagai bentuk keberpihakan. “Di tengah perang dagang US-China ini, semua negara berusaha memberikan proteksi pada produksi dalam negeri dari banjirnya produk asing. Dengan kejadian Sritex saat ini, proteksi pada produk dan pasar dalam negeri perlu ditingkatkan,” ungkapnya.
Sinergi Lintas Kementerian
Ke depan, Eddy berharap adanya sinergi lintas kementerian dalam mendukung upaya Presiden Prabowo menyelamatkan Sritex. “Kemenaker membidangi reskilling dan upskilling tenaga kerja, Kemenperin berperan dalam modernisasi teknologi, dan Kemendag fokus pada proteksi produk tekstil dalam negeri. Semuanya menjadi bagian dari kebijakan Presiden Prabowo menyelamatkan Sritex dan mengembalikan kejayaan produk tekstil Indonesia,” tutupnya.
Tanggung Jawab Pemilik Sritex
Eddy menegaskan bahwa pemilik Sritex harus tetap dimintakan tanggung jawabnya terhadap kewajiban perusahaan, terutama pinjaman perbankan dan bentuk lainnya yang jumlahnya diperkirakan mencapai Rp 26 triliun atau lebih. “Prioritas utama adalah menyelamatkan nasib puluhan ribu pegawai Sritex. Selanjutnya menjaga Sritex sebagai aset tekstil nasional. Di sisi lain, Direksi, Komisaris, dan pemilik Sritex tetap harus dimintakan tanggung jawabnya karena merekalah yang memegang kendali perusahaan sampai kondisinya bernasib seperti hari ini,” lanjutnya.
Kesimpulan
Eddy Soeparno meyakini bahwa kebijakan Presiden Prabowo Subianto akan menyelamatkan karyawan Sritex dari PHK melalui berbagai strategi yang sedang disiapkan. Modernisasi teknologi, peningkatan keterampilan tenaga kerja, dan proteksi produksi tekstil dalam negeri menjadi langkah-langkah penting dalam upaya penyelamatan ini. Selain itu, pemilik Sritex harus tetap dimintakan tanggung jawabnya untuk memastikan keberlanjutan perusahaan. Dengan sinergi lintas kementerian, diharapkan upaya penyelamatan Sritex dapat berhasil dan mengembalikan kejayaan produk tekstil Indonesia.