padrirestaurant.net

padrirestaurant.net – Hubungan perdagangan antara Uni Eropa (UE) dan China, dua kekuatan ekonomi besar, semakin diwarnai oleh persaingan yang intens. Saat ini, UE melalui Brussels sedang giat menyelidiki impor barang dari China, khususnya untuk menentukan apakah barang-barang tersebut dijual dengan harga yang tidak wajar atau mendapatkan subsidi pemerintah yang tidak adil dari Beijing. Langkah ini ditempuh karena UE mengalami defisit perdagangan yang signifikan dengan China, yang nyaris mencapai 300 miliar euro.

Di sisi yang berlawanan, China memperlihatkan sikap curiga terhadap beberapa produk impor dari Eropa, termasuk cognac premium, dan mengisyaratkan bahwa produk mewah lain seperti mobil dan daging babi mungkin segera menghadapi pembatasan. Perhatian juga tertuju pada industri mobil listrik China, yang mengalami peningkatan ekspor ke Eropa, dengan jumlah yang lebih dari dua kali lipat dalam dua tahun terakhir.

UE khawatir bahwa pasar mereka akan dibanjiri oleh produk mobil listrik yang lebih murah dari China, yang kemungkinan besar mendapatkan subsidi dari pemerintah mereka. Argumentasi Eropa adalah bahwa dukungan keuangan besar-besaran dari pemerintah China kepada produsen lokal telah menyebabkan kelebihan kapasitas produksi yang berdampak pada pasar global. Ekonom internasional menyarankan agar Beijing lebih fokus pada peningkatan konsumsi domestik mereka daripada mengekspor kelebihan produksi.

UE telah meluncurkan berbagai penyelidikan terhadap produk-produk buatan China, termasuk pipa baja dan bahan tambahan makanan, dengan total kasus mencapai 13 dalam tahun ini. Langkah tersebut menunjukkan keseriusan UE dalam menegakkan praktik perdagangan yang adil, meskipun ini berpotensi memicu pembalasan dari China. Situasi ini menjadi lebih kompleks dengan dinamika politik global saat ini, terutama dengan kemungkinan kembali kekuasaannya Donald Trump sebagai presiden AS.

Di tengah ketegangan, kunjungan terbaru Presiden China Xi Jinping ke Eropa dan pertemuannya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjukkan bahwa kedua pihak masih berusaha menjaga hubungan yang stabil dan menghindari eskalasi menjadi perang tarif. Kedua pihak mengklaim berkomitmen pada aturan yang ditetapkan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dengan tujuan mengurangi risiko dan ketergantungan yang berlebihan pada satu negara demi menciptakan sistem perdagangan yang lebih seimbang dan berkelanjutan.