Harga minyak mentah dunia kembali mencatatkan kenaikan. Dalam dua pekan terakhir, harga minyak menunjukkan tren positif dan berhasil naik 1,4%. Pelaku pasar memperhatikan beberapa faktor yang mendorong penguatan ini, mulai dari ekspektasi permintaan global hingga ketegangan geopolitik yang terus berlangsung.
Pada akhir pekan lalu, harga minyak Brent ditutup di atas USD 83 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) menembus USD 79 per barel. Keduanya mengalami kenaikan signifikan dibandingkan dua pekan sebelumnya. Investor merespons positif data ekonomi dari Amerika Serikat dan Tiongkok yang menunjukkan pemulihan permintaan energi.
Beberapa analis menyatakan bahwa pasar mulai yakin dengan stabilitas permintaan, terutama setelah Tiongkok melaporkan lonjakan aktivitas manufaktur dan konsumsi energi domestik. Di sisi lain, cadangan minyak mentah AS dilaporkan menurun, yang turut mendorong kenaikan harga.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya juga berperan menjaga harga tetap stabil. OPEC link medusa88 mempertahankan kebijakan pemangkasan produksi, yang memberi dukungan pada harga pasar. Negara-negara produsen minyak besar, seperti Arab Saudi dan Rusia, link medusa88 terus mengontrol pasokan demi menjaga keseimbangan pasar.
Selain faktor fundamental, ketegangan di Timur Tengah kembali memicu kekhawatiran terhadap gangguan suplai. Konflik di kawasan tersebut mendorong investor untuk mengambil posisi beli demi mengantisipasi potensi lonjakan harga.
Pelaku pasar kini menantikan data inflasi dan keputusan suku bunga dari bank sentral utama dunia. Jika data ekonomi tetap solid, permintaan energi kemungkinan terus meningkat.
Dengan tren penguatan ini, harga minyak berpeluang lanjut naik dalam jangka pendek. Namun, investor tetap perlu mencermati volatilitas pasar yang dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi global dan dinamika geopolitik yang belum reda.